Postingan

Mewujudkan Pemerataan Pendidikan Berkualitas lewat Inovasi Teknologi Pendidikan

Gambar
  KOMPAS.com - Pendidikan.id, platform yang mengembangkan produk dan layanan di bidang teknologi pendidikan, melalui CEO-nya, Santoso Suratso menegaskan pentingnya kolaborasi menjawab tantangan masih belum meratanya pendidikan berkualitas. "Pendidikan merupakan tonggak utama dalam membangun masa depan suatu bangsa. Namun, menjalankan misi ini bukanlah tugas tunggal pemerintah atau individu semata, melainkan sebuah perjuangan bersama dari semua elemen masyarakat, industri, dan bisnis," ungkap Santoso. Dia juga menegaskan pentingnya pembinaan literasi, numerasi, dan sains sejak dini guna membangun keunggulan yang signifikan bagi perkembangan anak-anak. "Pemerintah mengajak putra-putri terbaik bangsa dari segala latar belakang untuk bersatu dalam membangun fondasi kokoh di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo menuju Indonesia Emas," jelasnya. Hal ini memberikan semangat bagi semua pihak untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi besar ini. Namun, di balik semangat te

"Bullying" Merupakan Dosa Besar Pendidikan Indonesia

Gambar
  KOMPAS.com - Kasus perundungan atau bullying di sekolah dinilai menjadi salah satu dari tiga dosa besar yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Pengembang Ahli Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Taufiq Damardjati. "Kalau kita bicara bullying itu sebenarnya bagian dari tiga dosa besar pendidikan yang selalu kami (Kemendikbud Ristek) gaungkan," kata Taufiq kepada Kompas.com di The Langham Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2024). Taufiq mengatakan, ada tiga dosa di dunia pendidikan Indonesia yang selalu diupayakan Kemendikbud untuk dicegah yakni bullying, kekerasan seksual, dan radikalisme. Tiga dosa itu diatasi Kemendikbud dengan berbagai macam cara mulai dari kurikulum hingga terjun langsung dengan mengadakan pendidikan karakter. Pada kurikulum, Kemendikbud, kata Taufiq, sudah membuat beberapa acuan project untuk siswa yang di dalamnya berisi tema tentang pencegahan b

Kritik Aktivis atas Kurikulum Merdeka: Tak layak Jadi Kurnas, Perlu Evaluasi

Gambar
  Jakarta - Kemendikbudristek akan segera mengesahkan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas). Namun, tak semua pihak setuju, seperti organisasi nirlaba Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik) misalnya. Bajik menilai Kurikulum Merdeka tak layak jadi Kurnas. Mereka juga meminta agar Kurikulum Merdeka dievaluasi secara total dan menyeluruh. Menurut Direktur Eksekutif Bajik Dhita Puti Sarasvati, Kurikulum Merdeka masih compang camping. Maka dari itu, banyak kelemahan yang harus diperbaiki. "Kurikulum Merdeka belum layak menjadi Kurikulum Resmi Nasional. Hal yang paling esensial yang harusnya ada dalam kurikulum resmi malah belum ada yakni kerangka kurikulumnya," ungkap Puti. Puti menilai Kurnas apa pun haruslah berdasarkan filosofi pendidikan dan kerangka konseptual yang jelas. Filosofi pendidikan dan kerangka konseptual tersebut haruslah tertuang dalam naskah akademik. Dalam naskah akademik pun perlu dijelaskan berbagai argumen lain soal dasar-dasar pemikiran terkait